Jumat, 13 Juli 2018

ICE CRIME(Chapter 5)

5. FRIENDSHIP
--------------------------------------------------------------

Kamis Sore Kelabu.
Itulah kalimat yang aku tulis dibuku catatanku hari ini. Capek, ngantuk, lemas. Tiga hal yang berkecamuk didalam diriku. Capek karena habis pulang siaran lalu ada kelas di kampus padahal harusnya libur. Ngantuk karena makul hari ini yang paling aku hindari.yaitu statistika. Lemas karena dari tadi siang aku belum makan ditambah sedang tidak enak badan. Tapi untungnya pak Yosi hari ini sedang baik tidak ngasih quiz dadakan tiap masuk kelas. Quiz dadakan, berasa kayak tahu bulat yang digoreng dadakan.

Dua jam di kelas rasanya kayak di penjara. Lama. Akhirnya karena badanku rasanya semakin tidak enak, ku tundukkan kepalaku dimejaku. Pas banget karena kebetulan aku duduk dikursi paling belakang, dan didepankku ada Daffa yang badannya tinggi sehingga bisa menutupiku ditambah pak Yosi bukan tipe dosen yang suka berdiri dan jalan-jalan kalau ngajar, jadinya aku merasa sedikit aman. Saking enaknya aku sampai ketiduran di kelas dan Dodo membangunkanku saat selesai kelas.
"Kamu sehat, Zha?", tanya Dodo sesaat setelah membangunkanku.
Dengan mata sayu dan bangun, aku jawab kalau memang sedang tidak enak badan.
"Kamu bawa motor? atau mau aku anterin?", tawar Daffa padaku.
"Nggak kok Daff makasi, aku bareng kakakku kok hari ini", jawabku sambil beruhasa jalan karena badanku lemas banget.
"Kamu pucat banget lho, mending biar dianter Daffa sama Dodo ke tempat kakakmu", kata Angela.

Tiba-tiba ada sms masuk dihpku. Ku buka sms itu dan ternyata itu dari kakakku yanf mengatakan kalau dia mau ke kelasku. Sejenak aku langsung tersentak kaget karena nggak biasanya kakakku jadi gampang khawatir kalo aku sakit ditambah dia juga nggak tau kalau aku sakit. Aku sempat curiga kalau Dodo bilang ke dia kalau aku sakit. Saat ku tanya pada Dodo, dia akhirnya mengaku. Tak lama kakakku datang ke kelasku dengan tergesa-gesa dan nafas ngos-ngosan. Sontak teman-temanku terkejut melihat kakakku yang masuk ke kelas kita dengan seragam futsalnya dan keringat yang bercucuran.
"Dek?! kamu nggak pa pa?', tanyaya khawatir yang lalu memegang dahiku. "Panas lho dek, habis ini langsung ke dokter ya", imbuhnya.
"Dokter? nggak ah, males aku kalo banyak obat ntar", sanggahku karena aku paling malas kalau sakit pergi ke dokter. Menurutku lebih baik sembuh dengan sendirinya daripada terlalu banyak obat.
"Nggak usah ngeyel! sekali-kali nurut ngapa", paksanya.
"Udah ke dokter aja, kamu pucet baget soalnya", tambah Angela.
"Ya udah deh", jawabku pasrah. Sesaat setelah itu, kakakku membantuku berjalan sampai ke parkiran dan langsung pergi ke klinik.

Selama perjalanan aku terus berpegangan pada badan kakakku karena takut jatuh. Semakin lemas. Itu yang aku rasakan daritadi di jalan. Sampai di klinik kami langsung bertemu dokter karena kebetulan sebelum sampai kakakku sudah janjian dengan dokter.
"Gimana adek saya, dok?", tanya kakkakku pada dokter setelah memeriksaku.
"Adek mas Bryant baik-baik aja kok, dia cuma sakit demam biasa. Mungkin karena kecapekan terus drop", jawab dokter Wendy yang sedang menulis resep obat. "Ini resep obatnya, bisa ditebus sekarang. Yang penting nak Zha banyak-banyak istirihat saja, lebih baik libur dulu dari kegiatannya", lanjutnya sambil menyodorkan resep obat.
"Iya makasi banyak ya, dok", balas kakakku dan langsung mengajakku keluar menebus obat. Di ruang tunggu, kakakku merangkulku.
"Kak, hari ini haruse aku ada ikut club bahasa. Aku udah bilang ke pak Tino minggu kemaren, tapi aku belum izin lagi ke pak Tino sama kak Aldyro", kataku.
"Santai, ntar aku yang bilang ke pak Tino masalah sama Al gampang", jawabnya.
"Kak Al? kok kak Al? itu lho kak, kak Aldyro anak arsitektur juga"
"Lha iya, Aldyro Mahesa kan. Itu nama panjangnya si Al"
"Jadi kak Aldyro kak Al toh, baru tau aku"
"Si Al emang jago kalo masalah bahasa, biarpun anak teknis sih tapi dia bisa 4 bahasa. Bahasa inggris, jerman, prancis, sama jepang belum lagi dia sekarang dia lagi les bahasa latin juga noh"
"Seriusan kak Al kayaj gitu?"
"Iya serius, dia dari kecil udah belajar banyak bahasa, katanya sih biar kalo traveling keliling dunia gampang. Emang sekarang kamu bisa bahasa apa aja?"
"Bahasa inggris, sama mandarin doang sih kak sama bahasa korea sedikit"
"Ya udah ntar belajar aja sama Al, jago dia pokoknya"
Tak lama apoteker memanggilku dan memberikan obatku. Ku lihat plastik obat itu dan ada 4 obat. Banyak banget. Itu kata yang terlintas di pikiranku. Melihat jumlahnya yang banyak, aku sudah malas apalagi meminumnya nanti.

**

Semalaman aku hanya berbaring dikasur. Salah satu obatku ada yang menyebabkan efek ngantuk tapi itu sama sekali nggak mempan buatku. Rasanya badanku sudah kebal dengan obat-obatan. Gabut. Akhirnya ku ambil laptopku dan memilih main game. Memang rasanya badanku jadi lumayan enakan setelah minum obat. Setidaknya ku ambil sisi baik dari sakitku hari ini. Libur 3 hari sesuai anjuran dokter. Surga dunia. Tapi tetap aja, karena aku sakit akhirnya ibuku memilih pulang ke rumah siang.
Baru kali aku merasa sakit tapi dimanja banget sama orang tua dan kakakku. Sebelumnya aku belum pernah merasakan hal ini sejak aku SD dulu. Memang kalau sakit aku nggak pernah ngomong ke keluargaku. Aku lebih suka diam daripada nanti menyusahkan orang lain.
~ngg ngg ngg~ HPku bergetar.
Ku lihat ada telfon masuk di hpku. Ternyata Dodo menelfonku.
"Halo?", sapaku setelah membuka telfon itu.
"Halo, Zha. Kamu gimana? udah baikan?", sapanya bertanya.
"Udah lumayan kok, tapi rasanya masih lemes sih"
"Oh gitu, soalnya tadi aku ketemu kakakmu terus dia bilang kalo kamu nggak masuk hari ini. Ya jadinya aku nelfon deh"
"Iya aku nggak masuk hari ini sama besok"
"Btw ntar siang aku sama anak-anak mau ke rumahmu mau njengukin"
"Oke deh, aku tungguin"
"Oke, udahan dulu ya habis ini kelas mulai, bye", katanya yang lalu menutup telfonnya.

**

Sesuai janji Dodo tadi, tepat jam 1 siang teman-teman satu klikku datang ke rumahku. Untung saja ibuku sudah pulang dan mereka langsung disuruh ke kamarku. Ini kali pertama teman-temanku masuk ke kamarku kecuali Dodo karena dia sering nginep dirumahku.
"Haii Zha", sapa Fany. "Udah sembuh?"
"Belum sih", jawabku sambil duduk dikasurku.
"Keliatan masih pucat kok, Zha. Banyak-banyak istirahat aja", kata Tasya. "Nih kita bawain buah sama roti"
"Dimakan tuh buahnya biar cepet sehat, biar cepet kumpul bareng lagi", sahut Dany.
"Iya, makasi yaa. Repot-repot amat sih bawain ini segala", kataku sungkan
"Eh Zha, diem-diem kamu nge fans ama CNBLUE ya", ucap Fany saat melihat poster CNBLUE di tembok dekat kasurku. Aku memang salah fans dari band asal korea ini, nggak cuma CNBLUE tapi aku big fans dari band Paramore. Saking nge fansnya aku sampai punya poster, aksesoris, bahkan album, dan barang-barang lain yang berhubungan sama CNBLUE dan Paramore.
"Hahaha, iya Fan", jawabku geli.
"Suka One Oke Rock juga nggak?", tanya Fany.
"Nggak sih, cuma yang suka One Oke Rock itu kakakku noh"
"Serius kak Bryant juga suka?"
"Iyaa seriusan aku tu"
"Jodoh emang nggak kemana Fan hahaha", goda Angela.
"Kalo kamu jodohnya sama siapa? hahaha", goda Dodo balik ke Angela.
"Mmm sama siapa yaa?? sama Daffa aja deh hahaha", balas Angela sambil memegang tangan Daffa yang sontak membuat muka Daffa merah.
"Santai aja kalik, Daff. Kapan lagi kan digandeng cewek manis haha", cletuk Tasya.
"Aaa.. Anu... duh gimana ya", kata Daffa gugup sambil menunduk dan hal ini yang membuat kami tertawa lepas.

2 jam berlalu begitu cepat. Ngobrol bareng, bercanda bareng, itu semua yang bikin aku semangat buat cepat sembuh. Tak lama setelah makan siang, teman-temanku langsung pulang dan ada yang ke kampus lagi.

Sore harinya, badanku sudah mulai agak mendingan. Ku paksakan diriku untuk keluar kamar membantu ibuku memasak walaupun wajahku masih terlihat pucat. Hal ini membuat ibuku terkejut saat melihatku ke dapur.
"Udah sembuh, dek?", tanya ibuku yang langsung mendekatiku.
"Udah mendingan kok, males kalo dikamar terus", jawabku.
"Terserah kamu deh, tapi kalo nggak kuat berhenti lho", pinta ibuku.
"Iya bu", turutku. "Kak Yan belum pulang?"
"Belum, kok tumben nyari kakakmu? biasanya berantem mulu kalau ketemu"
"Nggak pa pa sih. Kok tumben aja jam segini belum pulang", kataku sambil mengambil sayur-sayuran dan pisau.
"Jangan motong-motong sayur dek, ini kamu masak sayur soup aja", kata ibuku dan mengambil pisau yang aku bawa.
~~
"Baaaaaa!!!!!", teriak kakakku tiba-tiba mengagetkan aku dan ibuku.
"Astaga! Bryant!!", sahut ibuku jengkel dan langsung menjewer kakakku.
"Aaargh, aduh sakit sakit bu.. arghh", kata kakakku kesakitan.
"Jewer aja bu yang keras, biar kapok tuh", hasutku
"Kebiasan kamu kak, kalau masuk gak pernah ketok pintu, sukae ngageti aja"
"Iyaa bu maaf, bercanda kalik tadi. Ntar kalo telingaku lepas gimana coba", balas kakakku sambil mengusap telinganya yang merah.
"Makannya nggak usah iseng. Kebangetan sih", timbrungku lagi.
"Laah anak kecil sewot mulu, masih sakit juga masih petakilan", kata kakakku yang lalu menyentil jidatku sangat keras.
"Arrhh!! sakit ogeb!!", teriakku kesakitan.
"Udah to kak. Sana ganti baju dulu, bau", suruh ibuku dan dilanjutkan kakakku yang lalu pergi ke kamarnya sambil tertawa.

**

Sudah 2 hari aku libur, dan rasanya sakitku mulai memudar. Berhubung aku sudah sembuh, akhirnya ku beranikan untuk pergi hang out bareng teman-temanku nanti sore. Malam minggu. Waktunya anak muda berkarya dan bersenang-senang, meskipun pada awalnya aku harus berdebat dengan ibuku dan ayahku untuk meminta izin pergi. Memang paling susah kalau menyangkut masalah hang out dikeluargaku. Ditambah kakakku juga bukan termasuk orang yang suka hang out. Dulu waktu aku SMA saja untuk hang out harus ada perjanjian dulu, nilai ulangan harus ada yang dapat 100 minimal 5 mapel. Sedikit menyiksa tapi sebenarnya itu mudah untukku meskipun itu hanya sebulan sekali. Tapi kadang juga aku pernah nekad hang out nggak izin ke orang tuaku atau izinnya belajar bareng tapi hang out.

~HP bunyi~
Kulihat ada sms masuk dari Tasya yang mengatakan nanti aku dijemput dan bareng sama Dodo. Lega. Dengan ini aku yakin orang tuaku percaya kalau aku aman nanti sore. Dikamar yang ku lakukan hanya karaokean lagu barunya paramore, itung-itung biar sembuhnya tambah cepat. Ditambah mumpung kakakku nggak di rumah jadi aku bebas karaokean sepuasku tanpa ada yang marah-marah karena orang tuaku juga nggak bakal marah ke aku. Sakit hilang, suntuk hilang, dan gabut juga hilang.

Rasanya aku sudah sehat lagi kalau sedang karaokean gini. Bisa berasa kayak orang gila kalau aku sudah nyanyi. Teriak sana teriak sini walaupun cuma sambil tiduran dikasur, tapi adrenalinya serasa konser sendiri.

Jam 16.30
Waktu yang tertera di jam laptopku. Ku lihat hpku dan ternyata sudah ada sms dari Dodo yang mengatakan sudah didepan rumahku. Akhirnya aku langsung mengambil jaket dan pergi menemui teman-temanku. Sampai di ruang tamu, aku sudah melihat ayahku ngobrol dengan teman-temanku. Pasti mereka diintrogasi dulu oleh ayahku, kataku dalam hati.
"Yah, aku duluan ya", pamitku pada ayahku.
"Hati-hati dijalan. Mas mbak, nanti kalau Zha drop lagi langsung bawa pulang aja ya", kata ayahku.
"Iya om siap, santai aja om, Zha aman kok", jawab Dany.
"Yah, apaan sih, kayak aku masih kecil aja", gerutuku sambil menyikut tangan ayahku,
"Lha kan kamu lagi sakit, kalo kamu udah sembuh total kan ayah nggak bakal over protective kayak gini", kata ayahku. "Ya udah sana ntar kemaleman pulangnya"
"Iya dah yah", seruku sambil naik ke motor Dodo.
"Duluan ya om", pamit teman-temanku bersamaan.
"Ya, hati-hati", ucap ayahku.

Tak lama kami pun langsung pergi. Keliling kota Semarang bareng teman. Dari rumahku rencananya kami pengen ke hutan tinjomoyo, tapi karena itu masih jauh jadi kami mampir toko buku dulu karena Angela dan Fany ada buku yang mau dibeli. Hampir 1 jam kami menghabiskan waktu di toko buku. Tapi hasilnya nihil karena buku yang mereka berdua cari tidak ada, dan hal ini sempat membuat Dany gregetan sendiri. Bukan Angela dan Fany yang dapat buku, tapi justu Tasya yang kepincut sama novel dan akhirnya membelinya.

Setelah waktu yang lama di toko buku, kami melanjutkan pergi ke hutan tinjomoyo untuk makan dan nongkrong bareng. Sebenarnya kami ingin ke game zone lagi tapi karena aku yang masih belum sembuh total jadinya rencana itu diurungkan, takutnya kalau nanti aku tiba-tiba drop disana. 30 menit perjalanan dari toko buku akhirnya kami sampai di hutan tinjomoyo. Dulunya hutan ini belum ada apa-apanya, tapi setelah diubah dan diperbaiki sekarang hutan tinjomoyo jadi surganya para penikmat kuliner di Semarang. Apalagi sekarang tempatnya cocok banget buat nongkrong. Live music, bazzar makanan, dan tempatnya yang instagramable ditambah hari ini malam minggu. Surga anak muda dan keluarga, apalagi pecinta kuliner seperti kami. Dijamin malam ini pasti aku dan teman-temanku kalap. Penggemukan badan.
"Eh duduk disana aja yuk, kayaknya asik deh tempatnya", seru Tasya yang menunjuk tempat didekat poho besar yang ada lampu warna warni.
"Boleh juga, ya udah disana aja", sahut Angela setuju dan kami berjalan ke tempat itu. Tempat yang bagus, dan nyaman ditambah lumayan dekat dengan tempat live music.
"Pada mau pesen makan nggak nih? Kalo mau aku pesenin", kata Dany.
"Ya udah pesen aja kak, kalau aku ngikut kamu aja makan minumnya", balas Fany.
"Em, aku mau itu aja nasi bakar sama sate bakso, terus minumnya es teh manis aja", kata Dodo.
"Aku mau ini, nasi goreng komplit minumnya es teh manis juga", tambah Tasya.
"Terus apalagi?", tanya Dany sambil mencatat.
"Aku mie goreng campur komplit minumnya sama aja", sahutku.
"Tetep ya makannya mie, emang dasar maniak mie hahaha", kata Tasya dan hanya kubalas dengan tertawa.
"Lainnya?", lanjut Dany.
"Aku sama kayak Tasya aja", kata Angela.
"Aku itu aja deh, nasi bakar komplit juga minumnya es teh manis juga", tambah Daffa.
Setelah kami semua memesan, Dany menunjukan daftar pesanannya dan lalu pergi ke tempat makanannya bersama Fany.
"Keren ya tempatnya, beda banget sama dulu", kata Tasya kagum.
"Emang dulu kayak gimana tempatnya?", tanya Daffa bingung.
"Dulu ini tempat kayak hutan biasa sih, tapi sekarang jadi keren kayak gini", jawab Tasya.
"Liat tuh gengs, banyak banget yang pacarana disini", ucap Angela heran sambil memutar hpnya.
"Emang kenapa kalo banyak yang pacaran? Kamu pengen ya? Hahaha", cletuk Dodo.
"Pengen sih, tapi sama siapa", jawab Angela.
"Katanya sama Daffa kemaren hahaha", sahutku.
"Oh iya hahaha, sini Daff duduk disebelah dedek hahaha. Biar nanti Fany dideketnya Zha", suruh Angela sambil menepuk kursi disebelahnya.
"Eh, engg, aduh gimana ya", kata Daffa gugup.
"Udah kalem aja kalik, sana Daff hahaha", tambah Tasya sambil menyenggol Daffa.
"Ya udah kalo Daffa nggak mau biar aku aja sini", ucap Dodo yang langsung duduk disamping Angela.
"Tuh kan Daff, nggak gercep ih kamu", kata Angela yang sontak membuat Daffa malu-malu kucing.
Cukup lama berbincang dan bercanda, akhirnya yang ditunggu datang juga. Dany, Fany dan makanan pesanan kami semua.
"Nih mamam dulu", kata Dany sambil menyodorkan makanan dan minuman yang diantar ke meja kami.
"Makasi Dany, Fany", ucap Tasya berterima kasih.
"Btw tadi ngomongin apa sih? Seru amat kayaknya", tanya Fany penasaran.
"Nggak kok hahaha, lagi bercanda aja tadi", balas Daffa.
"Kirain, soalnya dari sana tadi keliatannya asik banget gitu", balas Fany lagi.
"Ya udah lah ya, makan dulu yang penting keburu adem ntar nih. Nggak enak kalo udah adem", suruh Dany.

Sambil makan ditemani dengan suasana hutan yang hangat dan nyaman, ditambah alunan lagu dari live music. Hivi – Remaja. Lagu yang dinyanyikan yang sangat cocok dengan pengunjung tempat ini yang memang rata-rata anak remaja. Ada yang datang bereng teman, bareng keluarga, dan yang bikin panas hati ada yang datang bareng pacar. Kebetulan tempat ini juga mirip kayak yang di FTV, jadi rasanya kayak sedang main di FTV.
"Musicnya enak banget ya gengs", kata Angela sambil menonton band yang sedang beraksi.
"Malem-malem syahdu, udah lagunya pas banget kayak FTV hahaha", cletukku.
"Yah Zha, keliatan banget kalo tontonannya FTV mulu", kata Dany.
"Bodo amat, daripada nontonin acara nggak penting, mendingan nonton FV hahaha", balasku.
"Nah nice! Gue suka mulut loe Zha!", sahut Fany sambil menunjukku.
"Noh kembaranmu aja setuja ama aku", kataku puas.
"Kamu adekku apa bukan sih?", tanya Dany pada Fany heran.
"Menurutmu?! Ya bener kan daripada nonton acara nggak penting mendin nonton FTV ae, lagian kan kamu kalo dirumah juga nontonnya acara nggak penting mulu heran deh", balas Fany skakmat dan membuat kami tertawa.
"Lihat noh ada perang dunia ke tiga hahaha", cletuk Dodo.
"Ternyata kembar nggak selamanya enak yah hahaha", kata Daffa dengan polosnya.
"Emang nggak selamanya enak hahaha, apalagi kita cewek cowok", balas Fany. "Kalo mau beli barang yang kembar juga males rasanya"
"Aku yang males bukan kamu", sahut Dany.
"Ya udah lah ya makan dulu deh biar emosinya ilang hahaha", kataku menenangkan.

Hampir 2 jam kami nongkrong. Ngobrol bareng, bercanda bareng sampai main kartu uno bareng, semua kita lakuin biar malam minggu makin happy. Main Uno. Permainan yang bikin kita semua jadi heboh sendiri sampai jadi pusat perhatian. Mulai dari ketawa keras karena geli melihat Dany sial terus kena kartu plus, teriak nggak jelas karena saking kebawa suasana. Memang inilah yang paling aku suka. Rasanya ingin waktu berhenti dan tidak cepat berlalu supaya aku bisa lebih nikmat menikmati kebersamaan dan kehebohan ini lebih lama. Kebersamaan yang belum tentu aku dapatkan didalam rumahku, kehebohan dan keseruan yang luar biasa rasanya, kehangatan dalam berkumpul yang mungkin hanya saat bersama teman-temanku saja yang bisa aku temukan. Teman-teman yang asik dan kompak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ICE CRIME (Chapter 11)

11. SECOND : JATUH DARI ATAS KENYATAAN -------------------------------------------------------------- Pagi ini kegiatan fun learning ...