5. FRIENDSHIP
--------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------
Kamis Sore Kelabu.
Itulah kalimat yang aku
tulis dibuku catatanku hari ini. Capek, ngantuk, lemas. Tiga hal yang
berkecamuk didalam diriku. Capek karena habis pulang siaran lalu ada
kelas di kampus padahal harusnya libur. Ngantuk karena makul hari ini
yang paling aku hindari.yaitu statistika. Lemas karena dari tadi siang
aku belum makan ditambah sedang tidak enak badan. Tapi untungnya pak
Yosi hari ini sedang baik tidak ngasih quiz dadakan tiap masuk kelas.
Quiz dadakan, berasa kayak tahu bulat yang digoreng dadakan.
Dua jam di kelas rasanya
kayak di penjara. Lama. Akhirnya karena badanku rasanya semakin tidak
enak, ku tundukkan kepalaku dimejaku. Pas banget karena kebetulan aku
duduk dikursi paling belakang, dan didepankku ada Daffa yang badannya
tinggi sehingga bisa menutupiku ditambah pak Yosi bukan tipe dosen yang
suka berdiri dan jalan-jalan kalau ngajar, jadinya aku merasa sedikit
aman. Saking enaknya aku sampai ketiduran di kelas dan Dodo
membangunkanku saat selesai kelas.
"Kamu sehat, Zha?", tanya Dodo sesaat setelah membangunkanku.
Dengan mata sayu dan bangun, aku jawab kalau memang sedang tidak enak badan.
"Kamu bawa motor? atau mau aku anterin?", tawar Daffa padaku.
"Nggak kok Daff makasi, aku bareng kakakku kok hari ini", jawabku sambil beruhasa jalan karena badanku lemas banget.
"Kamu pucat banget lho, mending biar dianter Daffa sama Dodo ke tempat kakakmu", kata Angela.
Tiba-tiba ada sms masuk
dihpku. Ku buka sms itu dan ternyata itu dari kakakku yanf mengatakan
kalau dia mau ke kelasku. Sejenak aku langsung tersentak kaget karena
nggak biasanya kakakku jadi gampang khawatir kalo aku sakit ditambah dia
juga nggak tau kalau aku sakit. Aku sempat curiga kalau Dodo bilang ke
dia kalau aku sakit. Saat ku tanya pada Dodo, dia akhirnya mengaku. Tak
lama kakakku datang ke kelasku dengan tergesa-gesa dan nafas
ngos-ngosan. Sontak teman-temanku terkejut melihat kakakku yang masuk ke
kelas kita dengan seragam futsalnya dan keringat yang bercucuran.
"Dek?! kamu nggak pa
pa?', tanyaya khawatir yang lalu memegang dahiku. "Panas lho dek, habis
ini langsung ke dokter ya", imbuhnya.
"Dokter? nggak ah, males
aku kalo banyak obat ntar", sanggahku karena aku paling malas kalau
sakit pergi ke dokter. Menurutku lebih baik sembuh dengan sendirinya
daripada terlalu banyak obat.
"Nggak usah ngeyel! sekali-kali nurut ngapa", paksanya.
"Udah ke dokter aja, kamu pucet baget soalnya", tambah Angela.
"Ya udah deh", jawabku pasrah. Sesaat setelah itu, kakakku membantuku berjalan sampai ke parkiran dan langsung pergi ke klinik.
Selama perjalanan aku
terus berpegangan pada badan kakakku karena takut jatuh. Semakin lemas.
Itu yang aku rasakan daritadi di jalan. Sampai di klinik kami langsung
bertemu dokter karena kebetulan sebelum sampai kakakku sudah janjian
dengan dokter.
"Gimana adek saya, dok?", tanya kakkakku pada dokter setelah memeriksaku.
"Adek mas Bryant
baik-baik aja kok, dia cuma sakit demam biasa. Mungkin karena kecapekan
terus drop", jawab dokter Wendy yang sedang menulis resep obat. "Ini
resep obatnya, bisa ditebus sekarang. Yang penting nak Zha banyak-banyak
istirihat saja, lebih baik libur dulu dari kegiatannya", lanjutnya
sambil menyodorkan resep obat.
"Iya makasi banyak ya, dok", balas kakakku dan langsung mengajakku keluar menebus obat. Di ruang tunggu, kakakku merangkulku.
"Kak, hari ini haruse
aku ada ikut club bahasa. Aku udah bilang ke pak Tino minggu kemaren,
tapi aku belum izin lagi ke pak Tino sama kak Aldyro", kataku.
"Santai, ntar aku yang bilang ke pak Tino masalah sama Al gampang", jawabnya.
"Kak Al? kok kak Al? itu lho kak, kak Aldyro anak arsitektur juga"
"Lha iya, Aldyro Mahesa kan. Itu nama panjangnya si Al"
"Jadi kak Aldyro kak Al toh, baru tau aku"
"Si Al emang jago kalo
masalah bahasa, biarpun anak teknis sih tapi dia bisa 4 bahasa. Bahasa
inggris, jerman, prancis, sama jepang belum lagi dia sekarang dia lagi
les bahasa latin juga noh"
"Seriusan kak Al kayaj gitu?"
"Iya serius, dia dari
kecil udah belajar banyak bahasa, katanya sih biar kalo traveling
keliling dunia gampang. Emang sekarang kamu bisa bahasa apa aja?"
"Bahasa inggris, sama mandarin doang sih kak sama bahasa korea sedikit"
"Ya udah ntar belajar aja sama Al, jago dia pokoknya"
Tak lama apoteker
memanggilku dan memberikan obatku. Ku lihat plastik obat itu dan ada 4
obat. Banyak banget. Itu kata yang terlintas di pikiranku. Melihat
jumlahnya yang banyak, aku sudah malas apalagi meminumnya nanti.
**
Semalaman aku hanya
berbaring dikasur. Salah satu obatku ada yang menyebabkan efek ngantuk
tapi itu sama sekali nggak mempan buatku. Rasanya badanku sudah kebal
dengan obat-obatan. Gabut. Akhirnya ku ambil laptopku dan memilih main
game. Memang rasanya badanku jadi lumayan enakan setelah minum obat.
Setidaknya ku ambil sisi baik dari sakitku hari ini. Libur 3 hari sesuai
anjuran dokter. Surga dunia. Tapi tetap aja, karena aku sakit akhirnya
ibuku memilih pulang ke rumah siang.
Baru kali aku merasa
sakit tapi dimanja banget sama orang tua dan kakakku. Sebelumnya aku
belum pernah merasakan hal ini sejak aku SD dulu. Memang kalau sakit aku
nggak pernah ngomong ke keluargaku. Aku lebih suka diam daripada nanti
menyusahkan orang lain.
~ngg ngg ngg~ HPku bergetar.
Ku lihat ada telfon masuk di hpku. Ternyata Dodo menelfonku.
"Halo?", sapaku setelah membuka telfon itu.
"Halo, Zha. Kamu gimana? udah baikan?", sapanya bertanya.
"Udah lumayan kok, tapi rasanya masih lemes sih"
"Oh gitu, soalnya tadi aku ketemu kakakmu terus dia bilang kalo kamu nggak masuk hari ini. Ya jadinya aku nelfon deh"
"Iya aku nggak masuk hari ini sama besok"
"Btw ntar siang aku sama anak-anak mau ke rumahmu mau njengukin"
"Oke deh, aku tungguin"
"Oke, udahan dulu ya habis ini kelas mulai, bye", katanya yang lalu menutup telfonnya.
**
Sesuai janji Dodo tadi,
tepat jam 1 siang teman-teman satu klikku datang ke rumahku. Untung saja
ibuku sudah pulang dan mereka langsung disuruh ke kamarku. Ini kali
pertama teman-temanku masuk ke kamarku kecuali Dodo karena dia sering
nginep dirumahku.
"Haii Zha", sapa Fany. "Udah sembuh?"
"Belum sih", jawabku sambil duduk dikasurku.
"Keliatan masih pucat kok, Zha. Banyak-banyak istirahat aja", kata Tasya. "Nih kita bawain buah sama roti"
"Dimakan tuh buahnya biar cepet sehat, biar cepet kumpul bareng lagi", sahut Dany.
"Iya, makasi yaa. Repot-repot amat sih bawain ini segala", kataku sungkan
"Eh Zha, diem-diem kamu
nge fans ama CNBLUE ya", ucap Fany saat melihat poster CNBLUE di tembok
dekat kasurku. Aku memang salah fans dari band asal korea ini, nggak
cuma CNBLUE tapi aku big fans dari band Paramore. Saking nge fansnya aku
sampai punya poster, aksesoris, bahkan album, dan barang-barang lain
yang berhubungan sama CNBLUE dan Paramore.
"Hahaha, iya Fan", jawabku geli.
"Suka One Oke Rock juga nggak?", tanya Fany.
"Nggak sih, cuma yang suka One Oke Rock itu kakakku noh"
"Serius kak Bryant juga suka?"
"Iyaa seriusan aku tu"
"Jodoh emang nggak kemana Fan hahaha", goda Angela.
"Kalo kamu jodohnya sama siapa? hahaha", goda Dodo balik ke Angela.
"Mmm sama siapa yaa??
sama Daffa aja deh hahaha", balas Angela sambil memegang tangan Daffa
yang sontak membuat muka Daffa merah.
"Santai aja kalik, Daff. Kapan lagi kan digandeng cewek manis haha", cletuk Tasya.
"Aaa.. Anu... duh gimana ya", kata Daffa gugup sambil menunduk dan hal ini yang membuat kami tertawa lepas.
2 jam berlalu begitu
cepat. Ngobrol bareng, bercanda bareng, itu semua yang bikin aku
semangat buat cepat sembuh. Tak lama setelah makan siang, teman-temanku
langsung pulang dan ada yang ke kampus lagi.
Sore harinya, badanku
sudah mulai agak mendingan. Ku paksakan diriku untuk keluar kamar
membantu ibuku memasak walaupun wajahku masih terlihat pucat. Hal ini
membuat ibuku terkejut saat melihatku ke dapur.
"Udah sembuh, dek?", tanya ibuku yang langsung mendekatiku.
"Udah mendingan kok, males kalo dikamar terus", jawabku.
"Terserah kamu deh, tapi kalo nggak kuat berhenti lho", pinta ibuku.
"Iya bu", turutku. "Kak Yan belum pulang?"
"Belum, kok tumben nyari kakakmu? biasanya berantem mulu kalau ketemu"
"Nggak pa pa sih. Kok tumben aja jam segini belum pulang", kataku sambil mengambil sayur-sayuran dan pisau.
"Jangan motong-motong sayur dek, ini kamu masak sayur soup aja", kata ibuku dan mengambil pisau yang aku bawa.
~~
"Baaaaaa!!!!!", teriak kakakku tiba-tiba mengagetkan aku dan ibuku.
"Astaga! Bryant!!", sahut ibuku jengkel dan langsung menjewer kakakku.
"Aaargh, aduh sakit sakit bu.. arghh", kata kakakku kesakitan.
"Jewer aja bu yang keras, biar kapok tuh", hasutku
"Kebiasan kamu kak, kalau masuk gak pernah ketok pintu, sukae ngageti aja"
"Iyaa bu maaf, bercanda kalik tadi. Ntar kalo telingaku lepas gimana coba", balas kakakku sambil mengusap telinganya yang merah.
"Makannya nggak usah iseng. Kebangetan sih", timbrungku lagi.
"Laah anak kecil sewot mulu, masih sakit juga masih petakilan", kata kakakku yang lalu menyentil jidatku sangat keras.
"Arrhh!! sakit ogeb!!", teriakku kesakitan.
"Udah to kak. Sana ganti baju dulu, bau", suruh ibuku dan dilanjutkan kakakku yang lalu pergi ke kamarnya sambil tertawa.
**
Sudah 2 hari aku libur,
dan rasanya sakitku mulai memudar. Berhubung aku sudah sembuh, akhirnya
ku beranikan untuk pergi hang out bareng teman-temanku nanti sore. Malam
minggu. Waktunya anak muda berkarya dan bersenang-senang, meskipun pada
awalnya aku harus berdebat dengan ibuku dan ayahku untuk meminta izin
pergi. Memang paling susah kalau menyangkut masalah hang out
dikeluargaku. Ditambah kakakku juga bukan termasuk orang yang suka hang
out. Dulu waktu aku SMA saja untuk hang out harus ada perjanjian dulu,
nilai ulangan harus ada yang dapat 100 minimal 5 mapel. Sedikit menyiksa
tapi sebenarnya itu mudah untukku meskipun itu hanya sebulan sekali.
Tapi kadang juga aku pernah nekad hang out nggak izin ke orang tuaku
atau izinnya belajar bareng tapi hang out.
~HP bunyi~
Kulihat ada sms masuk
dari Tasya yang mengatakan nanti aku dijemput dan bareng sama Dodo.
Lega. Dengan ini aku yakin orang tuaku percaya kalau aku aman nanti
sore. Dikamar yang ku lakukan hanya karaokean lagu barunya paramore,
itung-itung biar sembuhnya tambah cepat. Ditambah mumpung kakakku nggak
di rumah jadi aku bebas karaokean sepuasku tanpa ada yang marah-marah
karena orang tuaku juga nggak bakal marah ke aku. Sakit hilang, suntuk
hilang, dan gabut juga hilang.
Rasanya aku sudah sehat
lagi kalau sedang karaokean gini. Bisa berasa kayak orang gila kalau aku
sudah nyanyi. Teriak sana teriak sini walaupun cuma sambil tiduran
dikasur, tapi adrenalinya serasa konser sendiri.
Jam 16.30
Waktu yang tertera di
jam laptopku. Ku lihat hpku dan ternyata sudah ada sms dari Dodo yang
mengatakan sudah didepan rumahku. Akhirnya aku langsung mengambil jaket
dan pergi menemui teman-temanku. Sampai di ruang tamu, aku sudah melihat
ayahku ngobrol dengan teman-temanku. Pasti mereka diintrogasi dulu oleh
ayahku, kataku dalam hati.
"Yah, aku duluan ya", pamitku pada ayahku.
"Hati-hati dijalan. Mas mbak, nanti kalau Zha drop lagi langsung bawa pulang aja ya", kata ayahku.
"Iya om siap, santai aja om, Zha aman kok", jawab Dany.
"Yah, apaan sih, kayak aku masih kecil aja", gerutuku sambil menyikut tangan ayahku,
"Lha kan kamu lagi
sakit, kalo kamu udah sembuh total kan ayah nggak bakal over protective
kayak gini", kata ayahku. "Ya udah sana ntar kemaleman pulangnya"
"Iya dah yah", seruku sambil naik ke motor Dodo.
"Duluan ya om", pamit teman-temanku bersamaan.
"Ya, hati-hati", ucap ayahku.
Tak lama kami pun
langsung pergi. Keliling kota Semarang bareng teman. Dari rumahku
rencananya kami pengen ke hutan tinjomoyo, tapi karena itu masih jauh
jadi kami mampir toko buku dulu karena Angela dan Fany ada buku yang mau
dibeli. Hampir 1 jam kami menghabiskan waktu di toko buku. Tapi
hasilnya nihil karena buku yang mereka berdua cari tidak ada, dan hal
ini sempat membuat Dany gregetan sendiri. Bukan Angela dan Fany yang
dapat buku, tapi justu Tasya yang kepincut sama novel dan akhirnya
membelinya.
Setelah waktu yang lama
di toko buku, kami melanjutkan pergi ke hutan tinjomoyo untuk makan dan
nongkrong bareng. Sebenarnya kami ingin ke game zone lagi tapi karena
aku yang masih belum sembuh total jadinya rencana itu diurungkan,
takutnya kalau nanti aku tiba-tiba drop disana. 30 menit perjalanan dari
toko buku akhirnya kami sampai di hutan tinjomoyo. Dulunya hutan ini
belum ada apa-apanya, tapi setelah diubah dan diperbaiki sekarang hutan
tinjomoyo jadi surganya para penikmat kuliner di Semarang. Apalagi
sekarang tempatnya cocok banget buat nongkrong. Live music, bazzar
makanan, dan tempatnya yang instagramable ditambah hari ini malam
minggu. Surga anak muda dan keluarga, apalagi pecinta kuliner seperti
kami. Dijamin malam ini pasti aku dan teman-temanku kalap. Penggemukan
badan.
"Eh duduk disana aja
yuk, kayaknya asik deh tempatnya", seru Tasya yang menunjuk tempat
didekat poho besar yang ada lampu warna warni.
"Boleh juga, ya udah
disana aja", sahut Angela setuju dan kami berjalan ke tempat itu. Tempat
yang bagus, dan nyaman ditambah lumayan dekat dengan tempat live music.
"Pada mau pesen makan nggak nih? Kalo mau aku pesenin", kata Dany.
"Ya udah pesen aja kak, kalau aku ngikut kamu aja makan minumnya", balas Fany.
"Em, aku mau itu aja nasi bakar sama sate bakso, terus minumnya es teh manis aja", kata Dodo.
"Aku mau ini, nasi goreng komplit minumnya es teh manis juga", tambah Tasya.
"Terus apalagi?", tanya Dany sambil mencatat.
"Aku mie goreng campur komplit minumnya sama aja", sahutku.
"Tetep ya makannya mie, emang dasar maniak mie hahaha", kata Tasya dan hanya kubalas dengan tertawa.
"Lainnya?", lanjut Dany.
"Aku sama kayak Tasya aja", kata Angela.
"Aku itu aja deh, nasi bakar komplit juga minumnya es teh manis juga", tambah Daffa.
Setelah kami semua memesan, Dany menunjukan daftar pesanannya dan lalu pergi ke tempat makanannya bersama Fany.
"Keren ya tempatnya, beda banget sama dulu", kata Tasya kagum.
"Emang dulu kayak gimana tempatnya?", tanya Daffa bingung.
"Dulu ini tempat kayak hutan biasa sih, tapi sekarang jadi keren kayak gini", jawab Tasya.
"Liat tuh gengs, banyak banget yang pacarana disini", ucap Angela heran sambil memutar hpnya.
"Emang kenapa kalo banyak yang pacaran? Kamu pengen ya? Hahaha", cletuk Dodo.
"Pengen sih, tapi sama siapa", jawab Angela.
"Katanya sama Daffa kemaren hahaha", sahutku.
"Oh iya hahaha, sini
Daff duduk disebelah dedek hahaha. Biar nanti Fany dideketnya Zha",
suruh Angela sambil menepuk kursi disebelahnya.
"Eh, engg, aduh gimana ya", kata Daffa gugup.
"Udah kalem aja kalik, sana Daff hahaha", tambah Tasya sambil menyenggol Daffa.
"Ya udah kalo Daffa nggak mau biar aku aja sini", ucap Dodo yang langsung duduk disamping Angela.
"Tuh kan Daff, nggak gercep ih kamu", kata Angela yang sontak membuat Daffa malu-malu kucing.
Cukup lama berbincang dan bercanda, akhirnya yang ditunggu datang juga. Dany, Fany dan makanan pesanan kami semua.
"Nih mamam dulu", kata Dany sambil menyodorkan makanan dan minuman yang diantar ke meja kami.
"Makasi Dany, Fany", ucap Tasya berterima kasih.
"Btw tadi ngomongin apa sih? Seru amat kayaknya", tanya Fany penasaran.
"Nggak kok hahaha, lagi bercanda aja tadi", balas Daffa.
"Kirain, soalnya dari sana tadi keliatannya asik banget gitu", balas Fany lagi.
"Ya udah lah ya, makan dulu yang penting keburu adem ntar nih. Nggak enak kalo udah adem", suruh Dany.
Sambil makan ditemani
dengan suasana hutan yang hangat dan nyaman, ditambah alunan lagu dari
live music. Hivi – Remaja. Lagu yang dinyanyikan yang sangat cocok
dengan pengunjung tempat ini yang memang rata-rata anak remaja. Ada yang
datang bereng teman, bareng keluarga, dan yang bikin panas hati ada
yang datang bareng pacar. Kebetulan tempat ini juga mirip kayak yang di
FTV, jadi rasanya kayak sedang main di FTV.
"Musicnya enak banget ya gengs", kata Angela sambil menonton band yang sedang beraksi.
"Malem-malem syahdu, udah lagunya pas banget kayak FTV hahaha", cletukku.
"Yah Zha, keliatan banget kalo tontonannya FTV mulu", kata Dany.
"Bodo amat, daripada nontonin acara nggak penting, mendingan nonton FV hahaha", balasku.
"Nah nice! Gue suka mulut loe Zha!", sahut Fany sambil menunjukku.
"Noh kembaranmu aja setuja ama aku", kataku puas.
"Kamu adekku apa bukan sih?", tanya Dany pada Fany heran.
"Menurutmu?! Ya bener
kan daripada nonton acara nggak penting mendin nonton FTV ae, lagian kan
kamu kalo dirumah juga nontonnya acara nggak penting mulu heran deh",
balas Fany skakmat dan membuat kami tertawa.
"Lihat noh ada perang dunia ke tiga hahaha", cletuk Dodo.
"Ternyata kembar nggak selamanya enak yah hahaha", kata Daffa dengan polosnya.
"Emang nggak selamanya enak hahaha, apalagi kita cewek cowok", balas Fany. "Kalo mau beli barang yang kembar juga males rasanya"
"Aku yang males bukan kamu", sahut Dany.
"Ya udah lah ya makan dulu deh biar emosinya ilang hahaha", kataku menenangkan.
Hampir 2 jam kami
nongkrong. Ngobrol bareng, bercanda bareng sampai main kartu uno bareng,
semua kita lakuin biar malam minggu makin happy. Main Uno. Permainan
yang bikin kita semua jadi heboh sendiri sampai jadi pusat perhatian.
Mulai dari ketawa keras karena geli melihat Dany sial terus kena kartu
plus, teriak nggak jelas karena saking kebawa suasana. Memang inilah
yang paling aku suka. Rasanya ingin waktu berhenti dan tidak cepat
berlalu supaya aku bisa lebih nikmat menikmati kebersamaan dan kehebohan
ini lebih lama. Kebersamaan yang belum tentu aku dapatkan didalam
rumahku, kehebohan dan keseruan yang luar biasa rasanya, kehangatan
dalam berkumpul yang mungkin hanya saat bersama teman-temanku saja yang
bisa aku temukan. Teman-teman yang asik dan kompak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar